Pandemi Covid-19 merupakan wabah virus yang telah menyerang negara kita yaitu negara indonesia sejak tahun 2019 akhir, menurut beberapa informasi virus ini berasal dari Wuhan, China. Virus ini telah menyebar di beberapa negara lain, sehingga hampir setiap negara mengambil kebijakan seperti lockdown, karantina mandiri, PSBB berskala kecil atau besar, dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan dapat memutus rantai penyebaran Covid-19. Akibatnya, dampak dari Covid-19 ini sangat luar biasa mulai dari perekonomian dan pendidikan serta merugikan masyarakat dari berbagai kalangan, seperti pemerintah menganjurkan work form home untuk setiap perusahaan, aktivitas di luar rumah dibatasi, dan adanya kebijakan sekolah untuk mengalihkan proses pembelajaran yang awalnya disekolah menjadi dirumah. 

Lalu bagaimana dampak bagi perpustakaan dengan adanya pandemi ini? perpustakaan juga harus menutup layanan tatap muka secara offline sampai batas waktu yang belum ditentukan yaitu dengan melakukan pembatasan untuk mengurangi interaksi oleh pengunjung khususnya layanan peminjaman dan pengembalian buku. Meskipun perpustakaan perguruan tinggi menutup layanan untuk mengakses  koleksi seperti e-book dan e-journal dapat dilakukan secara online. Namun sangat berbeda dengan perpustakan sekolah,  jika sekolah ditutup maka perpustakaan nya juga tutup. Tetapi perpustakaan tidak hanya diam begitu saja, sebagai pengelola informasi perpustakaan harus mengambil peran besar di masa pandemi ini dengan memanfaatkan teknologi informasi yang sesuai pada saat ini. Perpustakaan tidak boleh menutup layanan informasinya dengan mengarahkan pengguna untuk tetap mengakses koleksi digital yang dimilikinya. Sebagai contoh yaitu :

PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Sumber:PerpustakaanITB

Pandemi Covid-19 bukanlah penghalang bagi perpustakaan ITB untuk memberikan pelayanan prima bagi penggunanya. Siapa sih yang tidak kenal dengan perpustakaan ITB? Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung merupakan perpustakaan pusat yang menjadi jantungnya Institut Teknologi Bandung, perpustakaan ini terletak di Jalan V Kawasan ITB Kampus Ganesha Bandung, kenapa perpustakaan disebut sebagai jantungnya kampus? Sebagai unit pendukung kegiatan akademik, perpustakaan memiliki peranan penting dalam menyediakan berbagai macam informasi untuk digunakan sebagai sumber daya informasi penelitian dan tempat membaca, belajar yang kondusif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan layanan agar layanan tersebut tetap digunakan oleh pengguna dan dapat bermanfaat. Sebagai penyedia informasi perpustakaan ITB bergerak untuk melakukan inovasi layanan agar pemustaka tetap dapat mengakses koleksi referensi yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran dan penelitian. Perpustakaan ITB melakukan persiapan dan transformasi sumber daya seperti: 

Melakukan Transformasi Koleksi

Transformasi Koleksi dilakukan dengan menambah jumlah koleksi elektronik seperti jurnal dan e-book untuk menunjang pembelajaran secara online yang tentunya bisa diakses di luar kampus. Perpustakaan juga menyediakan digital library untuk mengakses karya ilmiah seperti skripsi, tesis dan disertasi, melalui Https://digilib.itb.ac.id. Akses perpustakaan digital ini terbuka untuk masyarakat umum tetapi hanya untuk dibaca saja, berbeda dengan civitas akademika yang bisa akses sepenuhnya. Sebelum adanya pembatasan sosial, mahasiswa bisa berkunjung ke perpustakaan dengan jumlah yang terbatas dan yang memiliki kepentingan khusus/ sudah izin dari fakultasnya. Ketika pengguna mencari informasi di internet dengan sistem elektronik tidak ada, pengguna bisa melakukan pinjam koleksi tercetak, namun harus melakukan registrasi dengan pemesanan online dan melakukan perjanjian dengan petugas perpustakaan melalui website sehingga dapat mengurangi mobilitas pengguna di dalam perpustakaan. Pemesanan tersebut dikhususkan untuk mahasiswa yang sudah memiliki akses masuk ke perpustakaan seperti untuk kebutuhan penelitian/tugas akhirnya. Pengambilan koleksi cetak yang dipinjam civitas akademika dapat mengambil bukunya melalui gedung perpustakaan ITB dan di gerbang kampus Ganesha (masih dalam perencanaan). 

Selain itu perpustakaan ITB juga mengadakan kegiatan yang menarik lainnya loh di masa pandemi Covid-19 ini, mau tau ? YUK langsung aja di simakk!!!!!!

Apa sih kegiatannya? Kegiatannya yang dilakukan yaitu Sterilisasi Koleksi Cetak. Apa sih kegiatan ini? sebelumnya kita sudah membaca bahwa perpustakaan ITB memberikan akses untuk meminjam koleksi cetak. Namun di masa pandemi ini seperti yang kita ketahui bahwa Covid-19 ini dapat masuk ke tubuh manusia ketika seseorang menyentuh benda yang sudah terpapar virus loh. Oleh karena itu perpustakaan ITB melakukan kegiatan sterilisasi buku agar mengurangi resiko pengguna perpustakaan terpapar dari virus Covid-19 ini. Kenapa buku ini perlu di sterilisasi? khawatir jika peminjam buku ini terpapar virusnya dan droplet dari pengguna itu mengenai buku, hal ini yang menyebabkan buku harus di sterilisasi. Lalu dalam melakukan kegiatan sterilisasi ini tentunya dibutuhkan batasan yaitu dengan tidak merusak buku, aman bagi manusia dan harga yang relatif terjangkau. Untuk kertas menurut artikel Kamps [2020] karantina buku cukup membutuhkan waktu selama 5 hari, namun untuk buku yang dilapisi dengan plastik perlu dilakukan karantina selama 9 hari. 

Berikut merupakan video kegiatan sterilisasi yang dilakukan oleh perpustakaan ITB. Simak videonya baik-baik yahhh..... 


Melakukan Transformasi Ruangan


Transformasi ruangan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan, ketika nanti perpustakaan sudah boleh dikunjungi dan dibuka dengan adaptasi kebiasaan yang baru. Perpustakaan harus meletakan handsanitizer di setiap pintu masuk dan melakukan pengecekan suhu, melakukan physical distancing dengan pembatasan meja dan kursi, memberikan tanda "x", pengosongan kursi di area baca, dan memasang rambu-rambu/pengumuman. 

Melakukan Transformasi Layanan 


Layanan Daring, Perpustakaan tetap melakukan komunikasi dengan pengguna melaui berbagai media seperti melakukan acara webinar, diskusi, termasuk melakukan orientasi mahasiswa baru. Perpustakaan juga menggunakan aplikasi mobile untuk memudahkan pengguna dalam mengakses dan melakukan peminjaman secara online.

Layanan Luring Terbatas, layanan perpustakaan yang mengatur prosedur layanan peminjaman koleksi cetak/buku di masa pembatasan masuk kampus, layanan ini khusus untuk civitas akademika yang memiliki akses.

Layanan Luring Adaptasi Kebiasaan Baru (Masih dalam perencanaan), dengan mengatur jumlah pemustaka yang masuk dan pengunjung wajib mengambil QR code melalui aplikasi untuk tanda masuk dan keluarnya gedung perpustakaan, QR code ini berlaku selama satu hari.



Berikut saya lampirkan juga video Webinar Perpustakaan ITB 30/06/2021 dengan materi Layanan di Masa Pandemi dan Sterilisasi Koleksi Cetak.


Nah itu dia kegiatan yang dilakukan perpustakaan pusat Institut Teknologi Bandung di masa pandemi ini, semoga informasi diatas yang sudah kalian pahami dapat dimengerti dan menambah wawasan serta pengetahuan kalian ya. Ternyata perpustakaan banyak melakukan kegiatan selama pandemi ini, kita berdoa bersama yuk semoga pandemi ini segera berakhir dan kita dapat berkunjung ke perpustakaan lagi dengan keadaan normal seperti biasanya. Ohiya, jika kalian ada informasi tambahan terkait kegiatan perpustakaan di masa pandemi ini boleh banget di lampirkan pada kolom komentar ya, semoga saja nanti bisa saya bahas pada konten selanjutnya. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca ya teman-teman.